Laman

Kamis, 10 Februari 2011

Senyum Malam Hari

Aku harus menciptakan puisi, maka akupun berkhayal
1 Menit
1 Jam

Selalu Ada Waktu

Aku pernah memiliki jejak yang sama denganmu
Menikmati kiri yang kau berikan dan meluangkan kananku untukmu
Tidak ada yang salah
Hanya saja jejak kita berhujan, dan berlumpur
Namun itu bukan salahmu bukan pula salahku
Salahkan saja hujan, olehnya jejak kita berlumpur

Masa Mudaku

Dimalam saat lampu jalan padam, aku duduk terpekur diberanda rumahku
Kunyalakan rokokku dan kuhisap perlahan.
Umurku tak lebih panjang dari rokok ini
Lampu jalan itu masih padam, setengah menghayal kuhirup kopi hitamku
Langit masih mendung

Sajak Kamar Sepi

Bantal-bantal saling menindih
Rak buku berantakan
Radio meracau tak jelas
Seorang anak duduk termangu
Jika ini penjara
Aku pasti bisa menulis novel

Bukan Malam Ini

Dalam setiap malam yang kujelajahi
Dalam setiap kelam yang kusibak
Tak kutemukan detak senyummu
Dalam kelam dengan gemeletuk di gerahamku
Kutebas ranting malam yang menempel pada sela-sela jendela kamarku
Tak ada sedikitpun hembusan senyummu
Malam ini cukup dingin
Dan jalan penuh kerikil
Mungkin malam esok kutemukan rautmu

Aku dan Ingatan Kecilku

Masih ingatkah kau akan sore yang selalu tertawa?
Sore yang selalu penuh dengan langkah-langkah pulang kerjamu
Dan sedikit beban ayunan pada kaki kokohmu
Lalu bagaimana dengan sedikit gendongan pada bahu kekarmu?
Dan pelukan erat tangan kecil pada punggungmu
atau gelak tawa mungil yang selalu meniru gelak tawa besarmu

Aku dan Bayanganku

Berjalan melintasi gelap dan mengajak bayanganku berbicara
“Apakah kau takut akan gelap?”
Kenapa kau tak menjawab? Kau selalu memilih diam dan memekat
Ah, kau kan dulunya gelap yang menjadi pekat lalu menjadi bagian dari diriku
“Layakkah kau takut pada gelap?”

Tentang Seorang Anak yang Ingin Menjadi Penulis Besar yang Sedang Diam Tak Punya Ide Pada Sebuah Kamar yang Sepi

Sebentar terdiam
Sebentar tersenyum
Sebentar menulis

Tak Ada Pagi

Jangan pergi…
Hanya itu kata yang kuucapkan namun kau tetap pergi
Masih terukir jelas dalam pahatan otakku bagaimana kau datang bersama dengan segala keindahan yang membuat malamku tak pernah pekat
Kamu siapa?